Rabu, 23 November 2011

Kandung Kemih


INFEKSI KANDUNG KEMIH



kemih
Infeksi Kandung Kemih

Sakit atau rasa tidak nyaman saat buang air kecil umumnya merupakan akibat infeksi pada saluran kemih atau peradangan di sekitar mulut uretra, dan sering dialami oleh kaum perempuan. Gangguan semacam ini bisa diobati dengan mudah dan cepat, yakni dengan kombinasi pengobatan sendiri dan perawatan professional.
Bila anda mengalami sistitis ( peradangan kandung kemih ) atau sindrom-uretral, Langkah-langkah yang bisa dilakukan menurut British Medical Association Family Doctor, disamping perawatan dokter untuk menghilangkan gejalanya, mempercepat penyembuhan, dan mencegah terulang kembali adalah sbb :
  • Untuk mengatasi demam dan sakit perut, minumlah aspirin cair atau paracetamol. Botol air hangat yang ditempelkan ke perut juga bisa mengurangi rasa sakit.
  • Kosongkan kandung kemih setiap kali anda buang air kecil agar tidak tersisa dan menimbulkan infeksi.
  • Minumlah cukup cairan, tapi hindari pemakaian berlebihan bahan pemanis. Kurangi keasaman air seni dengan menambahkan sesendok the bikarbonat atau soda pada setiap gelas minuman, untuk menghindari peluang infeksi.
  • Bila bersetubuh terasa nyeri, gunakan pelumas dan carilah posisi yang paling nyaman
  • Senantiasa kosongkan kandung kemih setiap selesai melakukan hubungan seks.
  • Bila anda menggunakan diafragma KB, periksakan ke dokter apakah terdapat memar yang bisa menimbulkan infeksi.
  • Jagalah kebersihan daerah kelamin dan usahakan agar tetap kering. Hindari pemakaian penyemprot atau deodoran vagina maupun sabun yang berbau menyengat dan tajam.
  • Hindari pemakaian celana dalam yang terbuat dari nilon dan terlalu ketat. Lebih baik kenakan celana dalam katun yang memungkinkan pertukaran udara dan menyerap keringat
  • Setiap kali buang air kecil, bersihkan dari arah depan ke belakang untuk mencegah kuman berpindah dari dalam perut ke mulut uretra.
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang terjadi pada saluran kemih. ISK merupakan kasus yang sering terjadi dalam dunia kedokteran. Walaupun terdiri dari berbagai cairan, garam, dan produk buangan, biasanya urin tidak mengandung bakteri. Jika bakteri menuju kandung kemih atau ginjal dan berkembang biak dalam urin, terjadilah ISK. Jenis ISK yang paling umum adalah infeksi kandung kemih yang sering juga disebut sebagai sistitis. Gejala yang dapat timbul dari ISK yaitu perasaan tidak enak berkemih (disuria, Jawa: anyang-anyangen). Tidak semua ISK menimbulkan gejala, ISK yang tidak menimbulkan gejala disebut sebagai ISK asimtomatis.
Penyebab
ISK dapat disebabkan oleh kebiasaan yang tidak baik (kurang minum, menahan kemih), kateterisasi, dan penyakit serta kelainan lain.
Pencegahan dan saran
ISK dapat dicegah dengan banyak minum dan tidak menahan kemih, sebagai upaya untuk membersihkan saluran kemih dari kuman. Bagi penderita ISK, kedua hal tersebut lebih ditekankan lagi karena ISK dapat menimbulkan lingkaran setan. Penderita ISK dengan disuria cenderung untuk menahan kemih, padahal menahan kemih itu sendiri dapat memperberat ISK.
Untuk mengurangi risiko ISK pada kateterisasi, perlu kateterisasi yang tepat. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kateterisasi antara lain jenis kateter, teknik dan lama kateterisasi.
Macam
Macam ISK antara lain:
Infeksi Saluran Kemih primer
Berdasarkan adanya gejala sistemik, ISK primer dibagi menjadi dua:
1.     ISK lokal, diterapi dengan antibiotika lokal.
2.     ISK dengan gejala sistemik, diterapi dengan antibiotika sistemik. Antibiotika yang sering digunakan yaitu amoksisilin.

ISK sekunder
ISK ini merupakan akibat dari penyakit atau kelainan yang lain. ISK berulang merupakan pertanda dari ISK sekunder, karena penanganan ISK yang tidak tepat. Penatalaksanaan ISK sekunder sesuai dengan penyebab ISK tersebut. Penyebab ISK sekunder biasanya adalah obstruksi saluran kemih (seperti batu saluran kemih, pembesaran prostat, dan striktur uretra).

Kamis, 22 September 2011

Askeb Bendungan Asi Pada Masa Nifas Ibu Menyusui


BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masa nifas atau puerperium dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alatalat kandungan kembali seperti keadaan sebelum. Pengetahuan ibu nifas tentang perawatan di bps farida desa kedungwungu kecamatan tegaldlimo kabupaten banyuwangi bab 1 pendahuluan a latar belakang.

Askeb Bendungan Asi Pada Masa Nifas Ibu Menyusui

. Penyebab bengkak disebabkan karena menyusui yang tidak kontinyu, sehingga sisa asi terkumpul pada daerah duktus hal ini dapat terjadi pada hari ke. Perubahan dalam masa nifas masa nifas (postpartum/puerperium) berasal dari bahasa latin yaitu dari kata “puer” yang artinya bayi dan “parous” yang berarti. Masa nifas patologi (pendokumentasian asuhan kebidanan) pendokumentasian asuhan kebidanan masa nifas patologi pada “ r “ dengan bendungan asi.
Simple elegant magazine blogger template oleh : sumarmiati latar belakang angka kematian ibu ( aki ) di indonesia masih tertinggi dibandingkan dengan di negaranegara askeb bendungan asi pada masa nifas ibu menyusui.

Askeb Bendungan Asi Pada Masa Nifas Ibu Menyusui

. Bab i pendahuluan 11 latar belakang setelah ibu melahirkan, maka ibu memasuki masa nifas atau yang lazim disebut puerpurium masa nifas (puerpurium askeb bendungan asi pada masa nifas ibu menyusui. Karya tulis ilmiah gambaran pengetahuan ibu inpartu tentang inisiasi menyusui dini di wilayah puskesmas silo i desa sempolan kecamatan silo kabupaten jember askeb bendungan asi pada masa nifas ibu menyusui.


ASBID bendungan ASI

ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU POST PARTUM 2 HARI DENGAN BENDUNGAN ASI
DI BPS HJ. RUSMAWATI MARTAPURA

Kelas A
Semester IV
Disusun oleh Kelompok 3:
Anisa Maulida 032401SO8004
Darliana 032401SO8014
Dewi Rahayu CN 032401SO8016
Dewi Wahyunita 032401SO8017
Elis Setiawati 032401SO8029
Elya Hayati 032401SO8030
Farida Yuliani 032401SO8036
Hawariah 032401SO8041
Henny Apriliani 032401SO8045
Heny Novarita 032401SO8046
Masmudah Ambarsari 032401SO8074

AKADEMI KEBIDANAN MARTAPURA
YAYASAN KORPRI KABUPATEN BANJAR
2010
LANDASAN TEORI
BENDUNGAN ASI

A. Pengertian
Pembendungan ASI menurut Pritchar (1999) adalah pembendungan air susu karena penyempitan duktus lakteferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan pada puting susu (Buku Obstetri Williams). Pada versi lain bendungan air susu diartikan sebagai pembengkakan pada payudara karena peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan bendungan ASI dan rasa nyeri disertai kenaikan suhu badan. (Sarwono, 2005:700).
Kepenuhan fisiologis menurut Rustam (1998) adalah sejak hari ketiga sampai hari keenam setelah persalinan, ketika ASI secara normal dihasilkan, payudara menjadi sangat penuh. Hal ini bersifat fisiologis dan dengan penghisapan yang efektif dan pengeluaran ASI oleh bayi, rasa penuh tersebut pulih dengan cepat. Namun dapat berkembang menjadi bendungan. Pada bendungan, payudara terisi sangat penuh dengan ASI dan cairan jaringan. Aliran vena limpatik tersumbat, aliran susu menjadi terhambat dan tekanan pada saluran ASI dengan alveoli meingkat. Payudara menjadi bengkak, merah dan mengkilap.
Jadi dapat diambil kesimpulan perbedaan kepenuhan fisiologis maupun bendungan ASI pada payudara adalah:
- Pada kepenuhan fisiologis: payudara yang penuh terasa panas, berat dan keras. Tidak terlihat mengkilap. ASI biasanya mengalir dengan lancar dengan kadang-kadang menetes keluar secara spontan.
- Pada bendungan ASI: payudara yang terbendung membesar, membengkak dan sangat nyeri. Payudara terlihat mengkilap dan puting susu teregang menjadi rata. ASI tidak mengalir dengan mudah dan bayi sulit menghisap ASI sampai bengkak berkurang.


B. Gejala [Prawirohardjo (2005)]
- Payudara terlihat bengkak
- Payudara terasa keras
- Payudara terasa panas
- Terdapat nyeri tekan pada payudara

C. Penyebab
1. Pengosongan mamae yang tidak sempurna
Dalam masa laktasi, terjadi peningkatan produksi ASI pada Ibu yang produksi ASI-nya berlebihan. apabila bayi sudah kenyang dan selesai menyusu, & payudara tidak dikosongkan, maka masih terdapat sisa ASI di dalam payudara. Sisa ASI tersebut jika tidak dikeluarkan dapat menimbulkan bendungan ASI.
2. Faktor hisapan bayi yang tidak aktif
Pada masa laktasi, bila Ibu tidak menyusukan bayinya sesering mungkin atau jika bayi tidak aktif mengisap, maka akan menimbulkan bendungan ASI.
3. Faktor posisi menyusui bayi yang tidak benar
Teknik yang salah dalam menyusui dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet dan menimbulkan rasa nyeri pada saat bayi menyusu. Akibatnya Ibu tidak mau menyusui bayinya dan terjadi bendungan ASI.
4. Puting susu terbenam.
Puting susu yang terbenam akan menyulitkan bayi dalam menyusu. Karena bayi tidak dapat menghisap puting dan areola, bayi tidak mau menyusu dan akibatnya terjadi bendungan ASI.
5. Puting susu terlalu panjang
Puting susu yang panjang menimbulkan kesulitan pada saat bayi menyusu karena bayi tidak dapat menghisap areola dan merangsang sinus laktiferus untuk mengeluarkan ASI. Akibatnya ASI tertahan dan menimbulkan bendungan ASI.

D. Perawatan Payudara pada Masa Nifas Menurut Depkes, RI (1993) adalah
Dengan tangan yang sudah dilicinkan dengan minyak lakukan pengurutan 3 macam cara:
1. Tempatkan kedua telapak tangan diantara kedua payudara kemudian urut keatas, terus kesamping, kebawah dan melintang hingga tangan menyangga payudara, kemudian lepaskan tangan dari payudara.
2. Telapak tangan kiri menopang payudara kiri dan jari-jari tangan saling dirapatkan, kemudian sisi kelingking tangan kanan mengurut payudara dari pangkal ke arah puting, demikian pula payudara kanan.
3. Telapak tangan menopang payudara pada cara ke-2 kemudian jari tangan kanan dikepalkan kemudian buku-buku jari tangan kanan mengurut dari pangkal ke arah puting.

E. Penanganan
1. Jika ibu menyusui:
- Sebelum menyusui, pijat payudara dengan lembut, mulailah dari luar kemudian perlahan-lahan bergerak ke arah puting susu dan lebih berhati-hati pada area yang mengeras
- Menyusui sesering mungkin dengan jangka waktu selama mungkin, susui bayi dengan payudara yang sakit jika ibu kuat menahannya, karena bayi akan menyusui dengan penuh semangat pada awal sesi menyususi, sehingga bisa mengeringkannya dengan efektif
- Lanjutkan dengan mengeluarkan ASI dari payudara itu setiap kali selesai menyusui jika bayi belum benar-benar menghabiskan isi payudara yang sakit tersebut
- Tempelkan handuk halus yang sudah dibasahi dengan air hangat pada payudara yang sakit beberapa kali dalam sehari (atau mandi dengan air hangat beberapa kali), lakukan pemijatan dengan lembut di sekitar area yang mengalami penyumbatan kelenjar susu dan secara perlahan-lahan turun ke arah puting susu
- Kompres dingin pada payudara di antara waktu menyusui.
- Bila diperlukan berikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam.
- Lakukan evaluasi setelah 3 hari untuk mengevaluasi hasilnya.
2. Jika ibu tidak menyusui:
- Gunakan bra yang menopang
- Kompres dingin pada payudara untuk mengurangi bengkak dan nyeri
- Berikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam
- Jangan dipijat atau memakai kompres hangat pada payudara.
- Lakukan evaluasi setelah 3 hari untuk mengevaluasi hasilnya.

Terapi dan Pengobatan Menurut Prawirohardjo (2005) adalah:
1. Anjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya
2. Anjurkan ibu untuk melakukan post natal breast care
3. Lakukan pengompresan dengan air hangat sebelum menyusui dan kompres dingin sesudah menyusui untuk mengurangi rasa nyeri
4. Gunakan BH yang menopang
5. Berikan parasetamol 500 mg untuk mengurangi rasa nyeri dan menurunkan panas.

Penanganan sebaiknya dimulai selama hamil dengan perawatan payudara untuk mencegah terjadinya kelainan. Bila terjadi juga, maka berikan terapi simptomatis untuk sakitnya (analgetika), kosongkan payudara, sebelum menyusui pengurutan dulu atau dipompa, sehingga sumbatan hilang. Kalau perlu berikan stilbestrol 1 mg atau lynoral tablet 3 kali sehari selama 2-3 hari untuk sementara waktu mengurangi pembendungan dan memungkinkan air susu dikeluarkan dengan pijatan.






DAFTAR PUSTAKA

Fadlie. 2008. (http : //www.fadlie.web.id/Universitas-Panca-Bhakti-Pontianak/)
diakses tanggal 29 Maret 2010
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC
Manuaba. 1998. Ilmu kebidanan, Penyakit kandungan, dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Henderson, Christine, dkk. 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Asuhan Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBP-SP
Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, Jakarta : EGC.
Pritchard: Maedonal; Bant. 1999. Obstetri Williams. Surabaya: Airlangga University
Prawirohardjo, Sarwono, 2005. Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka